Jumat, 12 April 2013

BIODEGRADASI SENYAWA ORGANIK

    Biodegradasi adalah proses dimana bahan organik yang dirobohkan oleh enzim dihasilkan oleh organisme hidup. Istilah yang sering digunakan dalam kaitannya dengan ekologi, pengelolaan sampah dan lingkungan proses pengobatan (bioremediation). Istilah yang digunakan dalam ekologi untuk menggambarkan proses biokimia yang cenderung membawa zat organik, yang dihasilkan secara langsung atau tidak langsung dari fotosintesis dalam zat anorganik.

Biodegradasi memainkan membalikkan dengan fotosintesis dan proses biosintesis berikutnya yang menimbulkan biomassa . Sementara fotosintesis menghasilkan molekul organik dari molekul anorganik, mengurangi biodegradasi molekul organik yang kompleks menjadi sederhana konstituen secara bertahap untuk akhirnya membawa mereka ke tahap anorganik.
Salah satu beban pencemaran yang menjadi masalah besar terhadap keseimbangan lingkungan adalah limbah yang disebabkan oleh minyak dan limbah lain yang juga merupakan turunan dari minyak bumi. Degradasi minyak sendiri dapat dilakukan dengan memanfaatkan mikroorganisme seperti bakteri, khamir, jamur maupun alga. Biodegradasi merupakan proses perombakan senyawa organik kompleks menjadi senyawa yang lebih sederhana oleh aktifitas mikroorganisme. Senyawa sederhana yang dihasilkan seperti asam-asam organik dan asam-asam amino diuraikan lebih lanjut menjadi gas metana (CH4), karbon dioksida (CO2) dan sejumlah H2, hidrogen sulfida (H2S), dan nitrogen serta biomassa
Pelepasan biosurfaktan yang dihasilkan oleh mikroba diperlukan pada tahap awal biodegradasi. Dengan adanya biosurfaktan, substrat yang berupa cairan akan teremulsi, dibentuk menjadi misel-misel, dan menyebarkannya ke permukaan sel mikroba. Substrat yang padat dipecah oleh biosurfaktan, sehingga lebih mudah masuk ke dalam sel. Ada tiga cara transport hidrokarbon ke dalam sel mikroba yaitu :

Pertama interaksi sel dengan hidrokarbon terlarut dalam fase cair. Pada kasus ini umumnya rata-rata kelarutan hidrokarbon oleh proses fisika sangat rendah sehingga tidak mendukung pertumbuhan mikroba.

Kedua kontak langsung (perlekatan) sel dengan permukaan tetesan hidrokarbon yang lebih besar daripada sel mikroba. Pada kasus yang kedua ini sel mikroba melekat pada permukaan tetesan hidrokarbon yang lebih besar daripada sel dan pengambilan substrat dilakukan dengan difusi atau transport aktif. Ketersediaan substrat untuk penempelan sel merupakan faktor yang membatasi pengambilan substrat. Kontak langsung antara hidrokarbon dengan sel menunjukkan adanya mekanisme yang penting dalam pengambilan substrat.

Ketiga, interaksi sel dengan tetesan hidrokarbon yang teremulsi atau tersolubilisasi oleh mikroba. Pada kasus ini sel mikroba berinteraksi dengan partikel hidrokarbon yang lebih kecil daripada sel. Cara yang ketiga ini merupakan kebalikan dari kasus yang kedua. Dengan berkurangnya partikel substrat, maka daerah antar permukaan antara hidrokarbon dengan air akan bertambah, sehingga dapat meningkatkan pengambilan substrat oleh mikroba

Biodegradasi Protein

Protein merupakan komponen penting atau komponen utama. Protein berfungsi sebagai pembentuk tubuh, sehingga dalam makanan protein berfungsi sebagai zat utama yang digunakan untuk membangun/membentuk tubuh. Unsur kimia utama protein terdiri dari C, H, O dan N.

Maka berdasarkan penyusunnya protein dapat diartikan Polimer dari beberapa asam amino (+/- 20 macam) yang terhubung dengan suatu ikatan yang disebut dengan ikatan peptida, sehingga protein disebut juga dengan ikatan Polipeptida (ikatan yang terdiri dari peptida-peptida). Atau protein terdiri dari karboksil dan Amino, sehingga protein terdiri dari asam-asam amino. Asam amino adalah: asam karboksil yang mempunyai gugus amino.Selanjutnya, karena protein terdiri dari asam-asam amino, maka diperlukan suatu ikatan untuk menghubungkannya yang disebut dengan ikatan peptida.

Biodegradasi sering menimbulkan kerugian, yaitu mengakibatkan timbulnya bau busuk dan perubahan cita rasa makanan. Bau busuk timbul karena pemecahan dari bahan organik yang mengandung Nitrogen (peptida dan asam amino). Selain itu perombakan juga menyebabkan berubahnya tekstur dari substrat atau bahan pangan.

Hal ini disebabkan oleh koagulasi protein yang dapat mempercepat pembusukan
Bahan pangan yang dirusak biasanya produk yang kaya akan protein dan disimpan pada suhu rendah. Contoh bakteri yang bersifat proteolitik adalah jenis: Bacillus, Clostridium, Pseudomonas dan Proteus.

Biodegradasi Lemak

Lemak merupakan senyawa organik yang tidak larut dalam air akan tetapi larut dalam pelarut organik. Lemak disintesa dari 1molekul gliserol dan 3 molekul asam lemak.
Sehingga dalam perombakannya lemak akan dirombak menjadi gliserol dan asam-asam lemak. Jenis mikroba yang bersifat lipolitik Contoh bakteri Pseudomonas, Alcaligenes, dan Stapylococcus.

Kapang: Rhizopus, Geotrichum, Aspergillus dan Penicillium
Khamir: Candida, Rhodotarula, Hansemula.

Biodegradasi Karbohidrat

Molekul KH terdiri dari atom-atom C, H dan O KH terdiri dari senyawa-senyawa, yaitu: monosakarida, oligosakarida dan polisakarida Dalam pemecahannya KH akan dirombak menjadi senyawa sederhana atau monosakarida (Gula), dimana selanjutnya akan dipecah menjadi energi. Degradasi pati/KH, menyebabkan pencairan pati, sehingga mengakibatkan perubahan struktur dan cita rasa makanan. MO yang bersifat Amilolitik terutama beberapa jenis kapang dan beberapa jenis bakteri.

Contoh bakteri pemecah pati: Bacillus subtilis
Contoh kapang pemecah pati Aspergillus niger.

5 komentar:

  1. Seperti yang kita ketahui pelepasan biosurfaktan yang dihasilkan oleh mikroba diperlukan pada tahap awal biodegradasi. Dengan adanya biosurfaktan, substrat yang berupa cairan akan ter emulsi, dibentuk menjadi misel-misel, dan menyebarkannya ke permukaan sel mikroba. Substrat yang padat dipecah oleh biosurfaktan, sehingga lebih mudah masuk ke dalam sel. Ada tiga cara transport hidrokarbon ke dalam sel mikroba yaitu Interaksi sel dengan tetesan hidrokarbon yang teremulsi atau tersolubilisasi oleh mikroba. Pada kasus ini sel mikroba berinteraksi dengan partikel hidrokarbon yang lebih kecil daripada sel Dengan berkurangnya partikel substrat, maka daerah antar permukaan antara hidrokarbon dengan air akan bertambah, sehingga dapat meningkatkan pengambilan substrat oleh mikroba,
    Yang menjadi permasalahannya adalah mengapa jika partikel substrat berkurang daerah antar permukaan antara hidrokarbon dengan air akan bertambah, ?

    BalasHapus
  2. baiklah saya akan mencoba menjawab permasalahan saudari:
    Interaksi sel dengan tetesan hidrokarbon yang teremulsi atau tersolubilisasi oleh mikroba. Pada kasus ini sel mikroba berinteraksi dengan partikel hidrokarbon yang lebih kecil daripada sel Dengan berkurangnya partikel substrat, jadi itu lah yang menyebabkan daerah antar permukaan antara hidrokarbon dengan air akan bertambah, sehingga dapat meningkatkan pengambilan substrat oleh mikroba.
    Semoga dapat membantu... :D Trim's.

    BalasHapus
  3. Assalamu'alaikm Wr. Wb.
    Baiklah Saya akan berusaha menjawab pertanyaan dari saudara Riri. Dari apa yang Saya pelajari, bahwasannya interaksi sel dengan tetesan hidrokarbon yang teremulsi atau tersolubilisasi oleh mikroba. Pada kasus ini, sel mikroba berinteraksi dengan partikel hidrokarbon yang lebih kecil daripada sel dengan berkurangnya partikel substrat, jadi itu lah yang menyebabkan daerah antar permukaan antara hidrokarbon dengan air akan bertambah, sehingga dapat meningkatkan pengambilan substrat oleh mikroba. Dan dalam hal ini air juag berperan sebagai pelarut yang baik.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Assalamu'alaikm Wr. Wb.
      Baiklah Saya akan berusaha menjawab pertanyaan dari saudara Riri. Dari apa yang Saya pelajari, bahwasannya interaksi sel dengan tetesan hidrokarbon yang teremulsi atau tersolubilisasi oleh mikroba. Pada kasus ini, sel mikroba berinteraksi dengan partikel hidrokarbon yang lebih kecil daripada sel dengan berkurangnya partikel substrat, jadi itu lah yang menyebabkan daerah antar permukaan antara hidrokarbon dengan air akan bertambah, sehingga dapat meningkatkan pengambilan substrat oleh mikrobadan untuk diketahui bahwasannya adanya 3 cara transport hidroarbon ke dalam sel mikroba yaitu:
      1. Interaksi sel dengan hidrokarbon terlarut dalam fase cair
      2. Kontak langsung sel dengan permukaan tetesan hidroarbon yang lebih besar daripada sel mikroba
      3. Interaksi sel dengan tetesan hidrokarbon yang teremulsi oleh mikroba.
      Dan dalam hal ini air juga berperan sebagai pelarut yang baik.

      Hapus
  4. Menurut literatur yang saya baca: adanya 3 cara transport hidroarbon ke dalam sel mikroba yaitu:
    1. Interaksi sel dengan hidrokarbon terlarut dalam fase cair
    2. Kontak langsung sel dengan permukaan tetesan hidroarbon yang lebih besar daripada sel mikroba
    3. Interaksi sel dengan tetesan hidrokarbon yang teremulsi oleh mikroba.

    Karena interaksi sel dengan tetesan hidrokarbon yang teremulsi oleh mikroba ini berinteraksi dengan partiel hidrokarbon yang lebih ecil daripada sel,makanya partikel substrat mikroba berkurang, daerah antara hidroarbon dgn air bertambah

    BalasHapus