Biodegradasi adalah proses dimana bahan organik
yang dirobohkan oleh enzim dihasilkan oleh organisme hidup. Istilah yang sering
digunakan dalam kaitannya dengan ekologi, pengelolaan sampah dan lingkungan
proses pengobatan (bioremediation). Istilah yang digunakan dalam ekologi untuk
menggambarkan proses biokimia yang cenderung membawa zat organik, yang dihasilkan secara langsung atau
tidak langsung dari fotosintesis dalam zat anorganik.
Biodegradasi Lemak
Biodegradasi memainkan membalikkan dengan fotosintesis
dan proses biosintesis berikutnya yang menimbulkan biomassa . Sementara
fotosintesis menghasilkan molekul organik dari molekul anorganik, mengurangi
biodegradasi molekul organik yang kompleks menjadi sederhana konstituen secara
bertahap untuk akhirnya membawa mereka ke tahap anorganik.
Salah satu beban pencemaran
yang menjadi masalah besar terhadap keseimbangan lingkungan adalah limbah yang
disebabkan oleh minyak dan limbah lain yang juga merupakan turunan dari minyak
bumi. Degradasi minyak sendiri dapat dilakukan dengan memanfaatkan
mikroorganisme seperti bakteri, khamir, jamur maupun alga. Biodegradasi
merupakan proses perombakan senyawa organik kompleks menjadi senyawa yang lebih
sederhana oleh aktifitas mikroorganisme. Senyawa sederhana yang dihasilkan
seperti asam-asam organik dan asam-asam amino diuraikan lebih lanjut menjadi
gas metana (CH4), karbon dioksida (CO2) dan sejumlah H2,
hidrogen sulfida (H2S), dan nitrogen serta biomassa
Pelepasan
biosurfaktan yang dihasilkan oleh mikroba diperlukan pada tahap awal
biodegradasi. Dengan adanya biosurfaktan, substrat yang berupa cairan akan
teremulsi, dibentuk menjadi misel-misel, dan menyebarkannya ke permukaan sel
mikroba. Substrat yang padat dipecah oleh biosurfaktan, sehingga lebih mudah
masuk ke dalam sel. Ada tiga cara transport hidrokarbon ke dalam sel mikroba
yaitu :
Pertama
interaksi sel dengan hidrokarbon terlarut dalam fase cair. Pada kasus ini
umumnya rata-rata kelarutan hidrokarbon oleh proses fisika sangat rendah
sehingga tidak mendukung pertumbuhan mikroba.
Kedua kontak
langsung (perlekatan) sel dengan permukaan tetesan hidrokarbon yang lebih besar
daripada sel mikroba. Pada kasus yang kedua ini sel mikroba melekat pada permukaan
tetesan hidrokarbon yang lebih besar daripada sel dan pengambilan substrat
dilakukan dengan difusi atau transport aktif. Ketersediaan substrat untuk
penempelan sel merupakan faktor yang membatasi pengambilan substrat. Kontak
langsung antara hidrokarbon dengan sel menunjukkan adanya mekanisme yang
penting dalam pengambilan substrat.
Ketiga,
interaksi sel dengan tetesan hidrokarbon yang teremulsi atau tersolubilisasi
oleh mikroba. Pada kasus ini sel mikroba berinteraksi dengan partikel
hidrokarbon yang lebih kecil daripada sel. Cara yang ketiga ini merupakan
kebalikan dari kasus yang kedua. Dengan berkurangnya partikel substrat, maka
daerah antar permukaan antara hidrokarbon dengan air akan bertambah, sehingga
dapat meningkatkan pengambilan substrat oleh mikroba
Biodegradasi Protein
Protein
merupakan komponen penting atau komponen utama. Protein berfungsi sebagai
pembentuk tubuh, sehingga dalam makanan protein berfungsi sebagai zat utama
yang digunakan untuk membangun/membentuk tubuh. Unsur kimia utama protein
terdiri dari C, H, O dan N.
Maka
berdasarkan penyusunnya protein dapat diartikan Polimer dari beberapa asam
amino (+/- 20 macam) yang terhubung dengan suatu ikatan yang disebut dengan
ikatan peptida, sehingga protein disebut juga dengan ikatan Polipeptida (ikatan
yang terdiri dari peptida-peptida). Atau protein terdiri dari karboksil dan
Amino, sehingga protein terdiri dari asam-asam amino. Asam amino adalah: asam
karboksil yang mempunyai gugus amino.Selanjutnya, karena protein terdiri dari
asam-asam amino, maka diperlukan suatu ikatan untuk menghubungkannya yang
disebut dengan ikatan peptida.
Biodegradasi
sering menimbulkan kerugian, yaitu mengakibatkan timbulnya bau busuk dan
perubahan cita rasa makanan. Bau busuk timbul karena pemecahan dari bahan
organik yang mengandung Nitrogen (peptida dan asam amino). Selain itu
perombakan juga menyebabkan berubahnya tekstur dari substrat atau bahan pangan.
Hal ini
disebabkan oleh koagulasi protein yang dapat mempercepat pembusukan
Bahan pangan yang dirusak biasanya produk yang kaya akan protein dan disimpan pada suhu rendah. Contoh bakteri yang bersifat proteolitik adalah jenis: Bacillus, Clostridium, Pseudomonas dan Proteus.
Bahan pangan yang dirusak biasanya produk yang kaya akan protein dan disimpan pada suhu rendah. Contoh bakteri yang bersifat proteolitik adalah jenis: Bacillus, Clostridium, Pseudomonas dan Proteus.
Biodegradasi Lemak
Lemak
merupakan senyawa organik yang tidak larut dalam air akan tetapi larut dalam pelarut
organik. Lemak disintesa dari 1molekul gliserol dan 3 molekul asam lemak.
Sehingga dalam perombakannya lemak akan dirombak menjadi gliserol dan asam-asam lemak. Jenis mikroba yang bersifat lipolitik Contoh bakteri Pseudomonas, Alcaligenes, dan Stapylococcus.
Sehingga dalam perombakannya lemak akan dirombak menjadi gliserol dan asam-asam lemak. Jenis mikroba yang bersifat lipolitik Contoh bakteri Pseudomonas, Alcaligenes, dan Stapylococcus.
Kapang: Rhizopus, Geotrichum,
Aspergillus dan Penicillium
Khamir: Candida, Rhodotarula,
Hansemula.
Biodegradasi Karbohidrat
Molekul KH terdiri
dari atom-atom C, H dan O KH terdiri dari senyawa-senyawa, yaitu: monosakarida,
oligosakarida dan polisakarida Dalam pemecahannya KH akan dirombak menjadi
senyawa sederhana atau monosakarida (Gula), dimana selanjutnya akan dipecah
menjadi energi. Degradasi pati/KH, menyebabkan pencairan pati, sehingga
mengakibatkan perubahan struktur dan cita rasa makanan. MO yang bersifat
Amilolitik terutama beberapa jenis kapang dan beberapa jenis bakteri.
Contoh bakteri pemecah pati:
Bacillus subtilis
Contoh kapang pemecah pati
Aspergillus niger.
Seperti yang kita ketahui pelepasan biosurfaktan yang dihasilkan oleh mikroba diperlukan pada tahap awal biodegradasi. Dengan adanya biosurfaktan, substrat yang berupa cairan akan ter emulsi, dibentuk menjadi misel-misel, dan menyebarkannya ke permukaan sel mikroba. Substrat yang padat dipecah oleh biosurfaktan, sehingga lebih mudah masuk ke dalam sel. Ada tiga cara transport hidrokarbon ke dalam sel mikroba yaitu Interaksi sel dengan tetesan hidrokarbon yang teremulsi atau tersolubilisasi oleh mikroba. Pada kasus ini sel mikroba berinteraksi dengan partikel hidrokarbon yang lebih kecil daripada sel Dengan berkurangnya partikel substrat, maka daerah antar permukaan antara hidrokarbon dengan air akan bertambah, sehingga dapat meningkatkan pengambilan substrat oleh mikroba,
BalasHapusYang menjadi permasalahannya adalah mengapa jika partikel substrat berkurang daerah antar permukaan antara hidrokarbon dengan air akan bertambah, ?
baiklah saya akan mencoba menjawab permasalahan saudari:
BalasHapusInteraksi sel dengan tetesan hidrokarbon yang teremulsi atau tersolubilisasi oleh mikroba. Pada kasus ini sel mikroba berinteraksi dengan partikel hidrokarbon yang lebih kecil daripada sel Dengan berkurangnya partikel substrat, jadi itu lah yang menyebabkan daerah antar permukaan antara hidrokarbon dengan air akan bertambah, sehingga dapat meningkatkan pengambilan substrat oleh mikroba.
Semoga dapat membantu... :D Trim's.
Assalamu'alaikm Wr. Wb.
BalasHapusBaiklah Saya akan berusaha menjawab pertanyaan dari saudara Riri. Dari apa yang Saya pelajari, bahwasannya interaksi sel dengan tetesan hidrokarbon yang teremulsi atau tersolubilisasi oleh mikroba. Pada kasus ini, sel mikroba berinteraksi dengan partikel hidrokarbon yang lebih kecil daripada sel dengan berkurangnya partikel substrat, jadi itu lah yang menyebabkan daerah antar permukaan antara hidrokarbon dengan air akan bertambah, sehingga dapat meningkatkan pengambilan substrat oleh mikroba. Dan dalam hal ini air juag berperan sebagai pelarut yang baik.
Assalamu'alaikm Wr. Wb.
HapusBaiklah Saya akan berusaha menjawab pertanyaan dari saudara Riri. Dari apa yang Saya pelajari, bahwasannya interaksi sel dengan tetesan hidrokarbon yang teremulsi atau tersolubilisasi oleh mikroba. Pada kasus ini, sel mikroba berinteraksi dengan partikel hidrokarbon yang lebih kecil daripada sel dengan berkurangnya partikel substrat, jadi itu lah yang menyebabkan daerah antar permukaan antara hidrokarbon dengan air akan bertambah, sehingga dapat meningkatkan pengambilan substrat oleh mikrobadan untuk diketahui bahwasannya adanya 3 cara transport hidroarbon ke dalam sel mikroba yaitu:
1. Interaksi sel dengan hidrokarbon terlarut dalam fase cair
2. Kontak langsung sel dengan permukaan tetesan hidroarbon yang lebih besar daripada sel mikroba
3. Interaksi sel dengan tetesan hidrokarbon yang teremulsi oleh mikroba.
Dan dalam hal ini air juga berperan sebagai pelarut yang baik.
Menurut literatur yang saya baca: adanya 3 cara transport hidroarbon ke dalam sel mikroba yaitu:
BalasHapus1. Interaksi sel dengan hidrokarbon terlarut dalam fase cair
2. Kontak langsung sel dengan permukaan tetesan hidroarbon yang lebih besar daripada sel mikroba
3. Interaksi sel dengan tetesan hidrokarbon yang teremulsi oleh mikroba.
Karena interaksi sel dengan tetesan hidrokarbon yang teremulsi oleh mikroba ini berinteraksi dengan partiel hidrokarbon yang lebih ecil daripada sel,makanya partikel substrat mikroba berkurang, daerah antara hidroarbon dgn air bertambah